Di Serawak, Malaysia, misalnya, masyarakat adat Dayak menghadapi banyak masalah gawat akibat pembalakan hutan, dan pembangunan proyek-proyek besar semacam bendungan raksasa pembangkit listrik tenaga air di Bakun. selain merusak dan mengubah jutaan hektar hutan primer menjadi perkebunan kelapa sawit,lahan pembalakan kayu dan tapak bangunan-bangunan raksasa,proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan besar yang di dukung oleh pemerintah telah menjadikan rakyat adat tempatan sebagai korban-korban yang tercerai-beraikan. perusahaan-perusahaan besar dan pemerintah yang tidak bertanggungjawab telah mengancam dan merusakkan ulayat adat tradisional mereka.
Sabtu, 07 Agustus 2010
AMDAL tandingan masyarakat Yamdena
Dalam kasus masyarakat adat di pulau Yamdena, Maluku Tenggara Barat, adanya informasi hasil penelitian dari sumber-sumber independen yang telah membantu mereka menekan pemerintah dan pengusaha untuk menghentukan pembalakan kayu hutan di sana.
pemerintah memberikan izin usaha pembalakan kepada PT. Alam Nusa Segar (ANS), milik konglomerat Liem Swie Liong,dengan alasan perusahaan itu sudah melakukan dan memenuhi persyaratan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan oleh suatu Lembaga Konsultan profesional bekerja sama dengan Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Pattimura di Ambon.Tetapi, hasil AMDAL ini sangat meragukan dan di curigai sarat dengan kolusi dan korupsi.
Jumat, 06 Agustus 2010
Limbah Plastik berserakan, warga resah
Warga lampong, kabupaten Donggala belakangan ini menjadi resah, akibat dampak yang di timbulkan oleh pabrik limbah plastik yang sudah mencemari lingkungan sekitar pemukiman mereka.
Pabrik daur ulang plastik yang sejak 1998 telah beroperasi di Kelurahan Tanjung Batu (berdasarkan hasil wawancara masyarakat sekitar lokasi pabrik) ini kian meresahkan warga sekitarnya,
Langganan:
Postingan (Atom)